DISUSUN OLEH :
DEWI ISABELLA PALMA (10)
YOVITA YUANTARI (30)
YOVITA YUANTARI (30)
KELAS :
XI IPA 3
XI IPA 3
YAYASAN XAVERIUS TANJUNG KARANG
SMA XAVERIUS PRINGSEWU
LAMPUNG
2016
SMA XAVERIUS PRINGSEWU
LAMPUNG
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kasih-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Xaverius Pringsewu tahun ajaran 2015/2016. Makalah penelitian ini berjudul “ Uji Bakso yang Mengandung Boraks dengan Kunyit.”
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Xaverius Pringsewu tahun ajaran 2015/2016. Makalah penelitian ini berjudul “ Uji Bakso yang Mengandung Boraks dengan Kunyit.”
Penulis menyadari
keterbatasan akan pengetahuan dan pengalaman menyusun makalah penelitian ini.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun dan memotivasi. Penulis juga berharap makalah penelitian ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Pringsewu,
Maret 2016
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL...............................................................................................i
KATA
PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR
ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR
GAMBAR............................................................................................iv
BAB
I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar
Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan
Masalah..................................................................................2
C. Tujuan
Penulisan....................................................................................2
BAB
II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Landasan
Teori.......................................................................................3
B. Alat
dan Bahan.......................................................................................6
C. Cara
Pengolahan.....................................................................................7
D. Hasil
Penelitian......................................................................................8
E. Keunggulan
dan Kelemahan................................................................10
F. Prospek
................................................................................................10
G. Analisis
dari Segi Ekonomis................................................................11
BAB
III PENUTUP..............................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................13
LAMPIRAN GAMBAR.......................................................................................14
LAMPIRAN GAMBAR.......................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejak pertengahan abad ke-20 ini, peran bahan
tambahan pangan khususnya bahan pengawet menjadi semakin penting sejalan dengan
kemajuan teknologi produksi bahan tambahan pangan sintesis. Kandungan bahan
pengawet sintetis dalam makanan kini semakin merajalela. Dari pengawet makanan
biasa yang aman untuk dikonsumsi sampai bahan-bahan yang sengaja digunakan
sebagai pengawet yang sebenarnya berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi.
Contohnya saja pengawet mayat formalin,boraks dan bahan kimia lainnya banyak
dijumpai pada makanan.
Jajanan anak-anak sekolah pun saat ini sudah
terkontaminasi bahan-bahan tersebut. Keracunan makanan akibat jajanan
sehari-hari tanpa mengetahui asal pembuatan sama saja membeli kucing dalam
karung apalagi kalau soal nyawa. Penggunaan bahan tambahan makanan yang
melebihi batas maksimum penggunaan dan bahan tambahan kimia yang dilarang
penggunaannya sangat berbahaya. Memang efeknya secara tidak langsung terlihat,
tetapi lama kelamaan akan mengganggu kesehatan dan dapat menyebabkan kematian.
Hal ini yang menjadi keprihatinan masyarakat. Salah satu contohnya yakni pada
bakso yang ditambahkan boraks sebagai pengawet. Sudah kita ketahui bahwa bakso merupakan
makanan yang banyak diminati oleh masyarakat namun ada saja produsen yang
melakukan kecurangan tersebut tanpa memperdulikan dampak yang akan ditimbulkan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
saja kandungan yang terdapat pada bakso?
2. Apa
saja kandungan yang terdapat pada boraks?
3. Apa
saja kandungan yang terdapat pada kunyit?
4. Apa
saja dampak yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi makanan yang mengandung
boraks?
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui kandungan yang terdapat pada boraks, bakso dan kunyit.
2. Untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi makanan yang mengandung
boraks.
3. Dapat
mengidentifikasi kandungan boraks pada bakso.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan
Teori
1. Bakso
Bakso adalah suatu makanan berbentuk bola-bola yang terbuat dari tepung
dan daging. Untuk menambah selera dan rasa, biasanya makanan ini disajikan dengan tambahan kuah
dan mie(Anonimous, 2012).
Bakso
mengandung energi sebesar 190 kilokalori, protein 10,3 gram, karbohidrat 23,1
gram, lemak 6,3 gram, kalsium 35 miligram, fosfor 0 miligram, dan zat besi 6,75
miligram. Selain itu di dalam Bakso juga terkandung vitamin A sebanyak 0
IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 4 miligram. Hasil tersebut
didapat dari melakukan penelitian terhadap 250 gram Bakso, dengan jumlah yang
dapat dimakan sebanyak 100 %(Keju, 2012).
2.
Boraks
Bahan
kimia berbahaya lain yang sering digunakan pada produk olahan pangan adalah
boraks. Boraks merupakan garam natrium Na2B4O7.10H2O
serta asam borat yang tidak merupakan kategori bahan tambahan pangan food
grade, biasanya digunakan dalam industri nonpangan seperti industri kertas,
gelas, keramik, kayu, dan produk antiseptik toilet (Didinkaem, 2007). Di
industri farmasi, boraks digunakan sebagai ramuan bahan baku obat seperti
bedak, larutan kompres, obat oles mulut, semprot hidung, salep dan pencuci
mata. Bahan industri tersebut tidak boleh diminum karena beracun (Winarno,
1997).
Asam
boraks merupakan asam lemah dengan garam alkalinya bersifat basa, mempunyai bobot molekul 61,83
berbentuk serbuk halus kristal transparan atau granul putih tak berwarna dan
tak berbau serta agak manis. Baik boraks ataupun asam borat memiliki khasiat
antiseptika (zat yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme).
Pemakaiannya dalam obat biasanya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles
mulut, bahkan juga untuk pencuci mata. Boraks juga digunakan sebagai bahan
solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu (Khamid, 2006).
Asam
borat dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat atau klorida pada boraks.
Larutannya dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata yang dikenal sebagai
boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung dan
salep luka kecil. Tetapi bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada
bekas luka luas, karena beracun bila terserap oleh tubuh (Winarno dan Rahayu,
1994).
Meskipun
bukan pengawet makanan, boraks sering pula digunakan sebagai pengawet makanan.
Boraks sering disalahgunakan untuk mengawetkan berbagai makanan seperti bakso,
mie basah, pisang molen, siomay, lontong, ketupat dan pangsit. Selain bertujuan
untuk mengawetkan, boraks juga dapat membuat tekstur makanan menjadi lebih
kenyal dan memperbaiki penampilan makanan (Vepriati, 2007).
Uji nyala
adalah salah satu metode pengujian untuk mengetahui apakah dalam makanan
terdapat boraks atau tidak. Disebut uji nyala karena sampel yang digunakan
dibakar uapnya, kemudian warna nyala dibandingkan dengan warna nyala boraks
asli. Tentu sebelumnya telah diketahui bahwa serbuk boraks murni dibakar menghasilkan
nyala api berwarna hijau. Jika sampel yang dibakan menghsilkan warna nyala
hijau maka sampel dinyatakan positif mengandung boraks(Yellashakti, 2008).
3.
Kunyit
Kunyit atau kunir,
(Curcuma longa Linn. syn.
Curcuma domestica Val.), adalah termasuk salah satu tanaman rempah-rempah
dan obat
asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian
mengalami penyebaran ke daerah Malaysia,
Indonesia,
Australia
bahkan Afrika.
Hampir setiap orang Indonesia dan India
serta bangsa Asia
umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah
ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan
dan kecantikan. Dalam bahasa Banjar
kunyit atau kunir ini dinamakan "Janar".
Kunyit tergolong
dalam kelompok jahe-jahean,
Zingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai daerah
dengan beberapa nama lokal, seperti turmeric (Inggris), kurkuma
(Belanda), kunyit (Indonesia dan Malaysia), janar (Banjar), kunir
(Jawa), koneng (Sunda), konyet (Madura).
Kunyit mengandung
senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin
, desmetoksikumin
sebanyak 10% dan bisdesmetoksikurkumin
sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang
terdiri dari Keton sesquiterpen,
turmeron,
tumeon
60%, Zingiberen 25%, felandren
, sabinen
, borneol
dan sineil.
Kunyit juga mengandung lemak
sebanyak 1 -3%, karbohidrat sebanyak 3%, protein
30%, pati
8%, vitamin C
45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.
4. Dampak
mengkonsumsi makanan berboraks
1. Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara
langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi
sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui
pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam
tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta
sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim
metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria.
2. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat
menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal,
hilang nafsu makan.
3. Bahaya boraks jika terhirup, mengenai kulit
dan tertelan bisa menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit,
iritasi mata dan kerusakan ginjal. Jika boraks 5-10 gram tertelan oleh
anak-anak bisa menyebabkan shock dan kematian.
4. Sering mengonsumsi makanan berboraks akan
menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks
menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem
saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun,
kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.
5. Tanda dan gejala akut : Muntah-muntah, diare,
konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat).
6. Tanda dan gejala kronis : Nafsu makan menurun,
Gangguan pencernaan, Gangguan SSP : bingung dan bodoh, Anemia, rambut rontok
dan kanker.
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
-
Pisau
-
Gelas
-
Sendok
-
Tusuk Gigi
-
Kertas Whatman(kertas uji)
-
Talenan
-
Parut
-
Cobek
-
Pipet
-
Nampan
2.
Bahan
Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
-
Kunyit
-
Bakso
-
Air Mineral
C. Cara
Pengolahan
Langkah-langkah
dalam uji bahan makanan yang mengandung boraks dengan kunyit sebagai berikut :
1.
Haluskan 5 ruas
kunyit dengan parut di dalam baskom kecil.
2.
Beri air secukupnya pada kunyit yang telah diparut.
3.
Letakkan kertas whatman pada nampan kemudian masukkan
ekstrak kunyit tadi hingga sejajar dengan kertas whatman.
4.
Ambil kertas
whatman yang sudah menyerap ekstrak secara keseluruhan dan letakkan di nampan
yang bersih.
5.
Kemudian jemur kertas whatman di bawah terik matahari.
Cara uji
kandungan boraks sebagai berikut :
1.
Dengan menggunakan kertas whatman
Bakso yang sudah disiapkan ditumbuk
hingga menjadi ekstrak dengan diberi sedikit air. Air ekstrak tersebut kemudian
diteteskan pada kertas whatman tadi. Jika kertas whatman berubah menjadi warna
coklat maka bakso tersebut mengandung boraks.
2.
Dengan menggunakan tusuk gigi
a.
Tusukkan tusuk gigi pada kunyit terlebih dahulu.
b.
Kemudian tusukkan pada bakso yang akan diuji.
c. Setelah
sekitar 5 detik, maka akan terlihat apakah bakso tersebut mengandung boraks
atau tidak. Tandanya, jika bakso tersebut mengandung boraks, maka tusuk gigi
akan berwarna orange kemerah-merahan. Hal ini disebabkan karena kunyit akan
bereaksi terhadap bahan kimia, termasuk boraks.
D. Hasil Penelitian
1. Pada kertas whatman.
No.
|
Sampel Bakso
|
Perlakuan Uji
|
Reaksi
|
Keterangan
|
1.
|
Sampel I
|
Kertas whatman ditetesi ekstrak bakso.
|
Terjadi
perubahan warna dari kertas whatman yang mengandung ekstrak kunyit yang sebelumnya
berwarna kuning berubah menjadi coklat.
|
Positif
|
2.
|
Sampel II
|
Kertas whatman ditetesi ekstrak bakso.
|
Terjadi
perubahan warna dari kertas whatman yang mengandung ekstrak kunyit yang
sebelumnya berwarna kuning berubah menjadi coklat.
|
Positif
|
3.
|
Sampel III
|
Kertas whatman ditetesi ekstrak bakso.
|
Tidak
terjadi perubahan warna pada kertas whatman yang mengandung ekstrak kunyit.
|
Negatif
|
2. Pada tusuk gigi.
No.
|
Sampel Bakso
|
Perlakuan Uji
|
Reaksi
|
Keterangan
|
1.
|
Sampel I
|
Tusuk gigi
yang telah ditusukkan pada kunyit dimasukkan ke dalam ekstrak bakso.
|
Terjadi
perubahan warna pada tusuk gigi dari warna kuning menjadi orange
kemerah-merahan.
|
Positif
|
2.
|
Sampel II
|
Tusuk gigi
yang telah ditusukkan pada kunyit dimasukkan ke dalam ekstrak bakso.
|
Terjadi
perubahan warna pada tusuk gigi dari warna kuning menjadi orange
kemerah-merahan.
|
Positif
|
3.
|
Sampel III
|
Tusuk gigi
yang telah ditusukkan pada kunyit dimasukkan ke dalam ekstrak bakso.
|
Tidak
terjadi perubahan warna pada tusuk gigi.
|
Negatif
|
Pada makanan
yang mengandung boraks, warna yang dihasilkan saat bereaksi tergantung banyak
atau tidaknya pemakaian boraks pada makanan tersebut. Semakin banyak boraks
yang dipakai maka reaksi tersebut warnanya semakin gelap pekat (
orange-merah-coklat).
Bakso (Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks,
Bila digigit akan kembali ke bentuk semula, Tahan lama atau awet beberapa hari,
Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di
semua bagian, baik di pinggir maupun tengah, Bau terasa tidak alami. Ada bau
lain yang muncul. Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel).
E. Keunggulan
dan Kelemahan
Dengan
penelitian ini, kita dapat terbantu dalam mengetahui ada tidaknya kandungan
boraks pada bakso. Cara ini dapat dilakukan dengan mudah dan praktis karena
tidak perlu dilakukan di laboratorium. Tetapi, kita dapat melakukannya di
rumah.
Namun, kita
harus lebih teliti dalam melihat perubahan warna yang terjadi pada tusuk gigi.
Terkadang, warna pada kunyit yang lebih pekat menyusahkan kita dalam melihat
perubahan warna setelah bereaksi.
F. Prospek
Penelitian
boraks dengan kunyit lebih dapat dikembangkan lagi ke depannya agar masyarakat
lebih dapat mengetahui makanan yang mengandung boraks dan bisa menghindari
makanan-makanan yang mengandung boraks dari pedagang-pedagang nakal.
G. Analisis
dari Segi Ekonomis
Perkiraan Perhitungan Biaya untuk Penelitian Uji Kandungan pada Makanan
yang mengandung Boraks
Biaya untuk penelitian relatif
terjangkau karena alat ini bisa dipakai terus menerus. Rincian biaya untuk pembuatan alat ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel
rincian harga
Nama Bahan
|
Harga
|
Bakso
|
Rp
22.000,00
|
Kunyit
|
Rp 1.000,00
|
Kertas
Whatman
|
Rp 3.000,00
|
Dari segi
teknis ekonomis penelitian ini hanya memakan biaya yang terjangkau seperti yang
telah di uraikan pada tabel tersebut. Selanjutnya, bahan-bahan lain dapat
diperoleh dari alat-alat rumah tangga yang dapat digunakan secara
terus-menerus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil uji boraks pada bakso dapat diketahui dengan
dua cara. Cara pertama dengan menggunakan kertas whatman. Kertas whatman yang
telah menyerap ekstrak kunyit diberi ekstrak bakso. Pada bakso yang mengandung
boraks, kertas whatman yang diberi ekstrak kunyit akan berubah menjadi coklat.
Cara kedua dengan menggunakan tusuk gigi yang telah
ditusukan pada kunyit. Jika bakso mengandung boraks, maka tusuk gigi akan
mengalami perubahan warna menjadi orange kemerah-merahan. Hal ini dapat
membantu kita untuk mengetahui makanan yang mengandung boraks,terutama pada
bakso. Ini adalah cara yang paling mudah yang dapat digunakan tanpa harus uji
di laboratorium.
B. Saran
Semoga hasil dari
penelitian ini bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi masyarakat yang
mengkonsumsi makanan terutama bakso. Diharapkan kita juga bisa lebih
berhati-hati dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi. Jangan sampai
membahayakan tubuh karena kesalahan kita dalam
mengkonsumsi makanan yang tidak sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia,2016.
Kunyit, (online).( http://id.wikipedia.org/wiki/kunyit,
diakses tanggal 09 Maret 2016 )
Keju,2012.
Isi Kandungan Gizi Bakso – Komposisi Bakso,(online).( http://keju.blogspot.com/1970/01/isi-kandungan-gizi-bakso-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html
, diakses tanggal 09 Maret 2016 )
Yellashakti,2008.
Uji Nyala Sampel Boraks, (online). (
Yellashakti.wordpress.com/2008/12/17/uji-nyala-sampel-boraks.html, diakses
tanggal 09 Maret 2016 )
Rachmitadewii,2013.
Laporan Praktikum Uji Formalin dan Boraks
pada Bakso, (online). ( Rachmitadewii.blogspot.co.id/2013/12/V-behaviorurldefaultvmlo_7617.html
, diakses tanggal 09 Maret 2016 )
BP3Ksukahening,2015.
Hati-hati Dampak Negatif Makanan
Mengandung Boraks, (online). (
sukaheningbp3k.blogspot.co.id/2015/06/hati-hati-dampak-negatif-makanan.html ,
diakses tanggal 18 Maret 2016 )
Itulah hasil penelitian saya dan teman saya. Semoga bermanfaat^^ Jangan lupa tinggalkan tinggalkan komentar^^
kak kalo misalkan kertas uji nya bukan pake merk whatman apa bisa?
BalasHapusdisarankannya pakai kertas whatman :) supaya lebih mudah melihat reaksinya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMakasih telah membantu :)
BalasHapusTerima kasih, saya izin share
BalasHapusTERIMAKASIH KAK :)
BalasHapus